Minggu, 01 Maret 2009

galvus(vildagliptin)


Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia (tingginya kadar glukosa dalam darah). Diabetes melitus dapat mengakibatkan kerusakan pada beberapa organ tubuh seperti: mata, syaraf, ginjal, dan juga berkontribusi untuk berkembangnya proses penyakit aterosklerosis yang akan berefek pada gangguan jantung, otak dan organ lain dalam tubuh. Prevalensi diabetes melitus di seluruh dunia mengalami peningkatan yang cukup besar. Di tahun 2003, prevalensi di daerah urban sebesar 14.7% (8.2 juta jiwa), sedangkan di daerah rural 7.2% (5.5 juta jiwa) dibandingkan dengan total populasi di atas usia 20 tahun. Jadi total prevalensi sebesar 13.8 juta jiwa.

World Health Organization (WHO) memprediksi kenaikan pasien diabetes di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. (Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus 2006). Berdasarkan data IDF (International Diabetes Federation) tahun 2002, Indonesia merupakan negara ke-4 terbesar untuk prevalensi diabetes melitus. Untuk itu, diperlukan penanganan yang tepat bagi penderita diabetes melitus tipe 2.


Di Indonesia, penatalaksanaan diabetes mellitus tipe 2 mengacu kepada:

    1. Edukasi
    2. Terapi gizi medis
    3. Latihan jasmani Intervensi farmakologis.


Saat ini ada 4 macam Obat Hipoglikemik Oral (OHO) yaitu:

    1. Pemicu sekresi insulin/insulin secretagogueSulfonylurea, danGlinid Penambah sensitifitas insulin: Metformin, Tiazolidindion
    2. Penghambat glukoneogenesis: Metformin
    3. Penghambat absorpsi glukosa: penghambat Glukosidase alfa


“Pada bulan Oktober 2008 ini, PT Dexa Medica memasarkan Obat Hipoglikemik Oral yang baru yaitu: VILDAGLIPTIN ke seluruh Indonesia. VILDAGLIPTIN diproduksi oleh PT Novartis Indonesia," menurutDorothy Maria DharmaHead of Marketing & Sales Sinergi PT Dexa Medica, saat Media Edukasi Penatalaksanaan Diabetes – VILDAGLIPTIN:Terapi Baru Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2, yang diselenggarakan PT Dexa Medica pada Kamis 16 Oktober 2008, di Jakarta.


Terapi Baru Diabetes Melitus


Selasa, 21 Oktober, 2008 oleh: eman
Terapi Baru Diabetes Melitus
Gizi.net - JAKARTA -- Saat ini ada empat macam jenis Obat Hipoglikemik Oral (OHO) yang dapat membantu terapi penderita diabetes melitus tipe 2. Pertama, obat pemicu sekresi insulin seperti Sulfonylurea dan Glinid, obat penambah sensitifitas insulin seperti Metformin, Tiazolidindion.

Kemudian obat penghambat glukoneogenesis seperti Metformin dan obat penghambat absorpsi glukosa yaitu penghambat Glukosidase alfa.

Namun, terapi pengobatan diabetes meliteus tipe 2 yang telah tersedia dirasa kurang efikasinya. Kondisi itu disebabkan oleh berkembangnya penyakit tersebut. Sehingga dibutuhkan obat yang lebih efektif.

PT. Dexa Medica sebagai perusahaan pemasaran obat, akan meluncurkan obat sebagai terapi diabetes yang lebih efektif, yaitu Vildagliptin pada bulan oktober 2008.

Kepala Marketing dan Sales Sinergi Dexa Medica, Dorothy Maria Dharma menjelaskan, ada alasan kuat mengapa Dexa Medica memasarkan obat hipoglikemik oral yang diproduksi PT. Novartis ini ke seluruh Indonesia.

Dalam perkembangan diabetes melitus, terdapat dua proses patofisiologi primer yang berperan, yaitu berkurangnya respon jaringan tubuh terhadap insulin dan menurunnya fungi pankreas secara berkelanjutan, dimana hal ini disebabkan oleh tidak seimbangnnya pola sekresi insulin dan glukogon.

Pada orang yang sehat, hormon kunci untuk mengontrol glukosa darah adalah glukagon dan insulin, dimana dihasilkan pada sel alfa dan sel beta serta bekerja secara seimbang. Penderita diabetes mengalami kerusakan pada fungsi sel beta pamkreas dan Vildagliptin memperlihatkan kemampuan memperbaiki funsi sel beta.

Vildagliptin adalah 'Dipeptidyl peptidase-4 Inhibitor (DPP-4 Inh) yang berpotensi, selektif dan reversibel. Melalui mekanisme ity, vildagliptin memperpanjang waktu kerja GLP-1 sehingga terjadi peningkatan insulin dan sekaligus menekan sekresi glukagon sehingga terjadi kontrol glukosa darah yang diinginka.

Vildagliptin memperbaiki sensitivitas sel alfa dan beta terhadap glukosa, karena menigkatnya glucose-dependent insulin secretion dan menurunkan sekresi glukagon.

Meskipun obat ini cukup mahal, yaitu Rp 4.700/tablet, namun obat ini memiliki efek Farmakologik yang maksimal. Prof. Dr. Slamet Suyono, SpPD-KEMD, yang menjadi salah satu pembicara pada acara media edukasi diabetes melitus tipe 2 di Jakarta, hari ini (16/10), mengatakan obat ini berfungsi menghemat fungsi sel beta penkreas, memperbaiki fungsi sel beta, merupakan satu-satunya jenis OAD yang juga bekerja terhadap sel alfa, meminimalisir interaksi obat dan efektif terhadap obat pengobatan diabetes yang sudah gagal dengan terapi lain.

Pada kesempatan yang sama Dorothy Maria Dharma menjelaskan rencana launching Vildagliptin. "Tanggal 18 Oktober nanti kami akan launching di enam kota besar secara serempak. Kota-kota tersebut antara lain Jakarta, Bandung, Semarang, Medan dan Palembang," paparnya. (cr1/ri)

Sumber: Republika Online -- Jumat, 17 Oktober 2008 -- Kesehatan » Info Sehat -- By Republika Contributor








4 komentar:

  1. tanya:
    apakah sudah ada di apotik2?
    kalau di Semarang bisa didapatkan dumana??

    BalasHapus
  2. apakah sitagliptin dan vidagliptin yang notabene punya efek yang sama cukup rasional untuk dikombinasi? apakah memberikan efek yang lebih baik terhadap kontrol gula darah atau sel beta?

    BalasHapus
  3. bagaimana untuk Hba1c apakah bisa turun setelah minum obat ini?

    BalasHapus
  4. Glyptins are class of oral anti-hyperglycemic agents that inhibit dipeptidyl peptidase 4 (DPP-4), which can act as a serine exopeptidase. ASide from there use in type 2 diabetes, gliptins have positive cardiovascular and anti-inflammtatory effects. Antidiabetic. Vildagliptin

    BalasHapus

mudah2an info ini dapat membantu teman-teman..